
Bukan hanya model dan gaya yang disuguhkan oleh para peserta, namun juga jiwa patriotismelah yang sebenarnya diusung oleh para peserta. Seperti halnya yang ditunjukkan oleh Riduwan (foto atas), peserta asal Jl. Surabayan 4/18c Surabaya ini. Meskipun usia sudah menginjak 83 tahun, pria yang mempunyai penyakit asam urat ini tetap bersemangat untuk mengikuti gerak jalan perjuangan Mojokerto-Surabaya.
Salah satu dari beberapa peserta tua ini tidak hanya mengikuti satu atau dua kali acara rutin tahunan ini, namun sejak tahun 50an, atau pertama kali acara ini diselenggarakan, pria yang mengaku masih lajang ini sudah turut serta menjadi peserta acara peringatan perjuangan tersebut.
“Saya selalu ikut, karena saya dulu ikut berjuang melawan penjajah, dan ikut mengungsi dengan membawa kasur emak (ibu) saya.” Sekelumit cerita yang disampaikan saat wawancara oleh pria yang mempunyai no urut 946. Dan menurut Riduwan sendiri, ada hal yang dilupakan tentang peringatan perjuangan ini. Kisah sebenarnya adalah para pejuang terdahulu mengungsi dari Surabaya ke Mojokerto saat disurung mundur oleh para penjajah pada tahun 1945 dulu, bukan seperti halnya peringatan napak tilas sekarang yang dilakukan dari Mojokerto ke Surabaya. “Sebenarnya ini terbalik, namun jika hanya untuk mencari hadiah, ya tidak apa-apa mas.” Senyum pria yang pernah mendapatkan piagam penghargaan saat tahun lalu mengikuti acara rutin ini.
foto peserta Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Surabaya yang memakai kostum beraneka ragam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar